Smester-II-IAI Al-Qolam Malang

Media Representasi Puitis

Ilusi

Beberapa seniman, karena pengetahuan teoritis atau praktik yang telah lama, bisa merepresentasikan objek dengan meniru bentuk-bentuk dan warna-warna mereka, sementara seniman yang lain melakukan hal yang sama dengan menggunakan suara. Representasi tersebut dihasilkan dengan menggunakan irama, bahasa, dan melodi. seni seruling (oboe) dan seni lira tersusun hanya dari melodi dan irama, sebagaimana juga seni lain yang memiliki jenis yang sama, misalnya seni memainkan pansfluit. media representasi para penari adalah irama saja, tanpa didukung oleh melodi. dengan cara menyusun irama-irama pergerakan, mereka merepresentasikan sifat-sifat, perasaan-perasaan, dan tindakan-tindakan manusia.
      Bentuk seni menggunakan bahasa, berupa prosa atau puisi (dalam matra-matra campuran atau satu jenis matra tertentu), sampai saat ini tak memiliki nama. Hal itu disebabkan oleh kenyataan bahwa kita tidak memiliki nama umum yang bisa diaplikasikan pada nime-nime anggitan Sophron dan Xenarchus, juga pada dialog-dialog Socrates, atau pada komposisi yang memanfaatkan iambik trimatra (iambic trimeter), kuplet elegi, dan matra-matra sejenisnya. 
      Orang-orang menghubungkan istilah "penyair" dengan bentuk sajak, dan menyebut, misalnya, "penyair elegi" atau "penyair epik". Seseorang disebut sebagai penyair bukan berdasar fakta bahwa dia membuat sebuah bentuk representasi, melainkan berdasarkan fakta bahwa dia menggunakan bentuk sajak. Bahkan kepada orang yang menulis karya di bidang medis atau sains, label "penyair" dilekatkan secara lumrah, asalkan karya-karya itu disusun dalam bentuk sajak, misalanya saja, pada Homer dan Empedokles yang sebetulnya tak memiliki kesamaan apa pun kecuali bahwa mereka menggunakan bentuk sajak. lebih tepat bila kita memanggil Homer sebagai seorang penyair, dan lebih baik memanggil Empedokles sebagai seorang filsuf alam. Dengan aturan yang sama, seorang pengarang yang menyusun imitasinya dalam campuran semua matra, seperti yang dilakukan Chaeremon dalam Centaur (sebuah repsodi yang memanfaatkan campuran semacam itu), juga harus dipanggil sebagai seorang penyair. Demikianlah cara kita memberikan definisi tentang hal-hal ini.
      Ada juga beberapa seni yang menggunakan media-media yang sudah kita sebutkan, yakni irama, melodi, dan matre formal; misalnya seperti puisi pujaan dan nomes, tragedi, dan komedi. puisi pujaan dan nomes menggunakan seluruh media bersamaan, sementara tragedi dan komedi menggunakan media-media tersebut hanya pada bagian-bagian tertentu.
   Hal-hal inilah yang saya maksud dengan perbedaan antara seni yang satu dengan lainnya berdasarkan media representasi.

@Puitika Seni Puisi!
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Blog Ini Dikelola Oleh Kami Dari tadris bahasa Indonesia IAI Al-Qolam Malang, Bertujuan Untuk mengembangkan potensi dalam bidang seni menulis, karena sesuai dengan jurusan yang kami emban. di blog ini teman-teman bahasa khusunya smester satu di anjurkan untuk ikut serta mengelola dan mengembangkan, juga diharapkan menuangkan inovasi-inovasi baru untuk kevalidan belog kedepannya.

Dianjurkan

Join with us!

Kategori Bin01

Recent Posts